Rabu, 13 April 2011

Mengatasi Pengangguran Di Indonesia

Kita tahu bahwa Untuk mendukung perkembangan investasi di bidang industri diperlukan tenaga kerja yang kompeten dibidangnya agar produktifitas perusahaan menjadi meningkat. Namun denmikian terkadang perusahaan dihadapkan pada ketimpangan antara skill yang dimiliki oleh karyawan dengan skill yang dibutuhkan oleh perusahaan. selain itu, penggunaan teknologi juga memungkinkan terjadinya efisiensi penggunaan tenaga kerja karena tenaga manusia digantikan dengan mesin. dampaknya terjadi out shourching, sehingga terjadi pengangguran yang sangat besar . dikatakan pengangguran yang terjadi sangat besar karena pengangguran selain karena adanya program out shourching juga karena adanya lulusan baru dari tiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat SD sampat perguruan tinggi.

Dari sekitar 10,6 juta orang penganggur, 31,75 persen diantaranya berpendidikan sampai dengan tamat sekolah dasar (SD), kemudian 26,75 persen tamat sekolah lanjutan pertama (SLTP), 36,44 persen tamat sekolah lanjutan atas (SLA), 2,68 persen tamat Diploma, dan 3,38 persen tamat sarjana.
Dari data tersebut diketahui bahwa mayoritas tenaga kerja Indonesia berpendidikan SD, maka untuk meningkatkan produktivitas perlu diupayakan peningkatan kompetensinya melalui pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada, oleh karena itu revitalisasi BLK di seluruh Indonesia perlu dilakukan.

Timbulnya masalah baru di bidang ketenagakerjaan di era global sangat mungkin terjadi. Untuk itu diperlukan strategi pembinaan ketenagakerjaan menyangkut upaya peningkatan penempatan dan perlindungan tenaga kerja, yang sudah disusun untuk mengatasi berbagai permasalahan ketenagakerjaan yang ada serta dalam rangka mengantisipasi berbagai hal kemungkinan terburuk yang terjadi

alternatif penyelesaian masalah pengangguran diatas selain pelatihan keterampilan di BLK adalah dengan memberikan ruang gerak yang lebih kepada sektor non-publik untuk ikut berpartisipasi aktif dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat secara proporsional, dengan memberikan program padat karya, bantuan pendirian UKM/UMKM

Aplikasinya sebaiknya pemerintah bekerjasama dengan pihak Bank untuk memberikan kridit lunak, kepada sektor UKM/UMKM. Dengan cara kredit lunak bagi sektor UMKM. dengan demikian agkatan kerja selain terserap pada sektor formal, juga terserap pada sektor UKM/UMKM sehigga diharapkan angka pengangguran di indonesia akan terus berkurang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar